KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdullilah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan
melengkapi tugas Kemampuan Dasar Mengajar.
Dalam proses penulisan makalah ini penulis banyak menemui
kesulitan dalam menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki,
namun penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena
itu, penulis sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah memberi
bantuan baik berupa dukungan semangat dari orang tua, buku-buku, serta
bermacam-macam bahan penulisan sehingga makalah ini dapat terwujud.
Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
yang telah memberi bimbingan berupa materi, orang tua, dan juga teman-teman
yang telah memberi saran, sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Demi
kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
teman-teman.
Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pembaca mengenai pengaruhbudayaasingterhadapperilakubangsa
Indonesia.
Pasuruan,06 Oktober 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR
ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan
Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................................4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan………....................5
2.2 Unsur-unsur
Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan……………………………..6
2.3 Komponen
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan…………………..8
2.4 Hal-hal
yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan…..10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………...……………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA………………………...…………………..........................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembelajaran sebagai bagian integral
dari pendidikan harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas
yang dinikmati oleh setiap warga. Konsep pendidikan untuk semua (education for
all), mengandung makna bahwa pendidikan harus mampu melayani dan mengembangkan
siswa sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya.
Pendidikan sebagai upaya untuk
memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa proses pendidikan dan pembelajaran
yang dilakukan harus bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap warga
belajar (siswa) baik untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat kelompok maupun
kebutuhan individual. Salah satu implikasi untuk mewujudkan pelayanan yang
dapat memenuhi karakteristik siswa yang berbeda-beda itu adalah dengan
menerapkan model mengajar secara berkelompok atau perorangan atau disebut
dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Pendidikan dan pembelajaran di satu
sisi harus dapat mengantarkan manusia (siswa) dalam kebersamaan, artinya
mengembangkan kehidupan sosial. Di sisi lain bahwa setiap manusia (siswa) juga
memiliki kebutuhan yang bersifat individual. Pendidikan dan pembelajaran yang
efektif tentu saja adalah yang dapat memenuhi atau memfasilitasi adanya
kebersaam disamping terpenuhinya kebutuhan secara individual.
Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan
siswa secara induvidu belum dapat terlayani secara maksimal. Guru biasanya
hanya memperhatikan kebutuhan siswa pada umumya di kelas yang dia ajarkan.
Adapun sifat-sifat atau karakteristik yang bersifat individual belum dapat
terlayani secara optimal. Oleh karena itu, guru secara profesional disamping
guru harus melayani siswa secara klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan
siswa secara individual.
Keterampilan dasar mengajar kelompok
kecil dan perorangan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara
klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih dan
dikembangkan, sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki banyak
pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan?
2. Seperti
apa Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan?
3. Apa
saja Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan ?
4. Apa
saja Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
agar kita memahami keterampilan dasar mengajar khususnya dalam keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan, setelah itu kita perlu memahamai ada
unsur-unsur pembelajaran kelompok kecil dan perorangan. Serta agar kita tahu
komponen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Keterampilan adalah
pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi
informasi yang dipelajari. Mengajar adalah membimbing suatu
kegiatan ssiswa dalam proses belajar, yang merupakan pengaturan dan
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik. Pengertian
mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar
yang paling kompleks. Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat
memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara
klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus
di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Setiap siswa selain sebagai
makhluk sosial juga sebagai makhluk individu yang unik. Sebagai individu setiap
siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi fisik maupun
psikhisnya. Dari segi pisik misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedangdan
pendek. Demikian juga potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan
lainnya memiliki perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi
dalam pembelajaran, misalnya ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan
rendah. Bagi siswa yang memiliki kecerdsan yang tinggi ia akan cepat memahami
materi ang dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan
yang rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing
pembelajaran idealnya harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga
setiap siswa dari berbagai perbedaan yang dimilikinya secara adil dapat
dilayani secara optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang
memiliki kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani
siswa yang tergolonh sedang maupun rendah.
Melihat kenyataan bahwa siswa itu
sangat heterogen, maka salah satu keterampilan yang harus dimiliki olah guru
adkah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Belajar pada
dasarnya adalah bersifat individual, walau pun dilakukan secara klasikal
sekalipun. Hal ini mengingat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, selain
memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara tersendiri dalam
proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih
kuat mengandalkan segi pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara
Helmi, cenderung lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat
memahami materi pembelajaran jika dilakukan melaui perbuatan atau aktivitas
yang bersifat tindaka atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara
atau gaya belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong siswa bertipe Auditif,
Helmi bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan
adanya siswa yang lambat menguasai meteri pembelajaran yang diberikan, tidak
cepat menyimpulkan siswa sebagai anak yang bodoh. Tapi mungkin cara mengajar
yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang
diinginkan oleh siswa tersebut.
Memang bukan cara yang mudah untuk
dapat mengajar yang menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang
berbeda-beda itu, karena guru sebagai manusia tidak lepas dari kelebihan dan
kekurangan. Paling tidak dengan profesionalisme, guru harus berusaha dalam
mengajar siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan siswa secara individu.
Disinalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan solusinya.
Sesuai dengan makna yang tersirat
dari kata “ kelompok kecil dan perorangan”, maka secara fisik guru ketika
mengajar hanya menghadapi siswa dalam jumlah yang terbatas, berbeda dengan
rata-rata jumlah siswa yang dihadapi dalam kelas pada umumnya yang berkisar
antara 35 s.d 40 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan,
guru hanya melayani siswa antara 3 s.d 8 orang, untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perorangan.
2.2 Unsur-unsur
Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan
Berikut ini ditemukan beberapa
aktivitas atau komponen-konponen yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberi
layanan pembelajaran secara optimal melalui pendekatan kelompok kecil dan
perorangan:
2.2.1 Peran
guru
a. Sebagai
motivator, yaitu guru memposisikan diri sebagai penggerak, yang menumbuhkan
semangat dan kekuatan belajar siswa. Dengan cara itu siswa dirangsang dan
didorong untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kemampuan maupun
gayanya masing-masing.
b. Sebagai
fasilitstor, yaitu guru menciptakan lingkungan pembelajaran untuk kelancaran
dan bagi terjadinya kemudahan belajar bagi siswa.
c. Organisator
pembelajaran, yaitu yang mengelola kegiatan pembelajaran sehingga dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
d. Multi
metode dan media, yaitu guru dalam mengajar tidak hanya terpaku pada satu jenis
metode atau media tertentu saja, akan tetapi umtuk memfasilitasi terjadinya
belajar bagi setiap siswa yang memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui
penggunaan metode dan media secara bervariasi.
e. Pola
interaksi pembelajaran, yaitu kominikasi pembelajaran hendaknya dikembangkan
dengan jalinan komunikasi interaktif, siswa tidak hanya sebagai pendengar atau
penerima informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, akan tetapi
dilakukan melalui proses komunikasi dari siswa ke guru, siswa dengan siswa
lainnya dan lingkungan pembelajaran yang lebih luas lagi.
f. Pemanfaatan
sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi, yaitu bagaimana dalam proses
pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya terpaku pada guru atau satu buku saja
sebagai sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang
cepat, terutama teknologi informasi dan komunikasi, maka bagaimana guru
merangsang siswa untuk memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai sumber
pembelajaran agar setiap siswa dengan caranya sendiri mengoptimalkan potensi,
bakat, keinginan demi tercapainya proses dan hasil pembelajaran yang lebih
berkualitas.
g. Mendiagnosis
kesulitan belajar siswa, yaitu yang mencermati atau meneliti
permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Mealui pendekatan kelompok kecil
dan perorangan biasanya siswa akan mudah dan bebas menyampaikan permasalahannya
sehingga guru akan dapat menyimpulkan kesulitan yang dihadpi dan alternatif
solusi pemecahannya.
2.2.2 Karakteristik
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara spesifik karakteristik model
pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil dan perorangan antara lain
ditandai oleh adanya:
a. Hubungan
yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan siswa dengan siswa
lainnya).
b. Siswa
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan kecepatan masing-masing.
c. Guru
melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
d. Siswa sejak awal
pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan dipelajari
maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
2.2.3 Keterampilan
yang dituntut
Kebiasaan guru mengajar dengan lebih
banyak menggunakan pendekatan klasikal, tentu saja dalam hal tertentu harus
melakukan adaptasi atau penyesuaian keterampilan sesuai dengan karakteristik
pendekatan kelompok kecil dan perorangan.
Adapun beberapa keterampilan yang
harus dimiliki oleh guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil
dan perorangan yaitu :
a. Mengidentifikasi
topik pembelajaran: harus diingat setiap topik materi memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang efektif dengan model
pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan pendekatan
kelompok kecil dan perorangan.
b. Pengorganisasian,
yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan setiap unsur/komponen pembelajaran siswa, sumber materi,
waktu, media yang dibutuhkan, pendekatan dan metode yang
akan digunakan serta sistem evaluasi.
c. Memberikan
kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan,
harus diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam bentuk membuat
rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.
d.Mengenal
secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui pendekatan perorangan dengan efektif,
harus mengenal pribadi, karakteristik siswa secara umum dan lebih baik secara lebih mendalam.
e. Mengembangkan
bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani kebutuhan belajar secara perorangan
guru harus terampil mengembangkan bahan pembelajaran untuk individual.
Seperti dengan bahan belajar mandiri, paket-paket pembelajaran, dsb yang memungkinkan siswa dapat belajar
sesuai dengan caranya masing-masing.
2.3 Komponen
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan
Perorangan Terdiri dari:
a) Keterampilan
mengadakan pendekatan pribadi,
Menerapkan pendekatan perorangan dan
kelompok kecil di dalam pembelajaran, butuh pemahaman dan kepekaam guru
terhadap siswa secara pribadi, mengenal karakter dan kebutuhan anak dalam
belajar. Guru juga harus memiliki keterampilan khusus melakukan pendekatan
psikologis akan menciptakan suasana keakraban antara siswa dan guru. Suasana
tersebut diciptakan antara lain dengan cara:
1. Menunjukkan
kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa, baik secara
perorangan maupun dalam kelompok kecil.
2. Mendengarkan
dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. Merespon secara
positif pendapat siswa,
4. Membangun
hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. Menunjukkan
kesiapan untuk membantu,
6. Menunjukkan
kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
7. Berusaha
mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan
pemecahan masalah yang dihadapinya.
b) Keterampilan
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
Pendekatan pembelajaran kelompok
kecil membutuhkan keterampilan guru sebagai organisator yang menata dan
mengatur pembagian anggota kelompoktugas didalam kelompok, aktivitas kelompok,
aturan-aturan, hubungan antar anggota, menyediakan alat, mengatur tempat,
menyediakan waktu yang cukup, dan lain-lain. Dalam hal ini guru juga bertugas
memonitor aktivitas setiap anak dan setiap kelompok kecil selama kegiatan
berlangsung.
Agar dapat melaksanakan tugas
sebagai organisator dan monitoring pembelajaran tersebut, dibutuhkan
keterampilan dengan cara:
1. Memberikan
orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
2. Memvariasikan
kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3. Membentuk
kelompok yang tepat,
4. Mengkoordinasikan
kegiatan,
5. Membagi
perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. Mengakhiri
kegiatan dengan kulminasi.
Hal ini sekaligus merupakan
pembelajaran terhadap sesama. Berbagai kegiatan diatas sangat penting bagi guru
agar dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kelompok kecil secara
efektif, serta menciptakan lingkungan dan sumber belajar yang efektif bagi
siswa.
c) Keterampilan
membimbing dan memberi kemudahan belajar
Tujuan utama pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan perorangan dan kelompok kecil adalah menciptakan
sebuah pembelajran efektif, yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa
baik secara perorangan maupun secara kelompok dalam proses pembelajaran. Target
tersebut akan tercapai apabila guru memiliki keterampilan berikut :
1. Memberi
penguatan secara tepat,
2. Melaksanakan
supervisi proses awal,
3. Melaksanakan
supervisi proses lanjut, serta
4. Melaksanakan
supervisi pemaduan.
d) Keterampilan
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang
ditampilkan dengan cara:
1. Membantu siswa
menetapkan tujuan belajar,
2. Merancang
kegiatan belajar,
3. Bertindak
sebagai penasihat siswa, serta
4. Membantu siswa
menilai kemajuan belajarnya sendiri
2.4 Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan
individual
Murid SD secara undividual berbeda
dalam banyak hal. Perbedaan tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan
berpikir, kharakteristik, berbeda secara emosional, berbeda daya tangkapnya,
bakat, maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat perhatian serius
dalam pembelajaran kelas rangkap. Layanan bimbingan secara individual sangat
membantu murid untuk dapat berkembang dan mencapai prestasi belajar secara
optimal. Misalnya ada murid yang cepat dan mudah mengerti apa
yang disajikan guru, ada pula yang sedang-sedang, dan
ada pula yang agak lambat dalam menangkap materi pelajaran. Guru yang baik akan
memberikan layanan secara khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi
pelajaran. Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan melalui
pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang berkembampuan kurang dijadikan
satu kelompok, atau siswa yang tampak agresip jadi satu kelompok, kemudian
diberikan layanan bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga membantu
meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap
perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar
belakang keluarga yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama
pula sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini
menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan
melayani murid tidak di sama ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi
kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid. Seyogyanya guru memberik layanan atau
bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan keperluan yang
dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang berkemampuan rendah maka perlu
bimbingan secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada
murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain
memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta
untuk bersedia bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan
efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan
dengan tujuan agar pada diri murid terjadi proses belajar secara aktif dan
efektif. Hal ini yang diutamaka dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru
mengajar, tetapi yang lebi penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid
melakukan tinda belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar mengajar
tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri murid, dapat
dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal khususnya pendidikan
calon guru sekolah dasar. Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid belajar
dalam proses belajar mengajar, guru juga harus berusaha secara aktif memberikan
bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid aktif guru pasif atau
yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak dipersoalkan.
Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok, guru harus selalu
berada ditengah kelompok untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada murid
dan memperhatiikan kelompok atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan
tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal
murid
Sangat penting bagi seorang guru
memperhatikan tumbuh kembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru
sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya murid
secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek intelektual, aspek
emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial, maupun aspek fisik. Semua
aspek tersebut tumbuh-kembangnya menjadi tanggung jawab buru di sekolah.
Meskipun sering tampak guru lebih menekankan pada perkembangan aspek
intelektual, namun secara tidak langsung, disadari atau tidak disadari guru
telah membantu tumbuh kembang murid secara terpadu selama murid berada di
sekolah. Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui
contoh teladan, cara atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang
aspek bahasa peran guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu
penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa
yang baik dan benar. Tumbuh-kembang aspek fisik terutama dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain
seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya. Contoh,
di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari,
kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam
bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa diharuskan mengikuti salah
satu jenis oleh raga, yang diberikan pada sore
hari (kegiatan ekstrakurikuler).
e. Pergeseran dari pengajaran
klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan
pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian
secara bertahap menga-ah kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi calon
guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian secara bertahap
kepad pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat
dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal yang
bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam
bentuk kelas besar. Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan bahwa titik
didih air 100 oC melalui eksperimen maka sebaiknya dilakukan pembelajaran
kelompok kecil atau perorangan, tetapi jika murid diminta untuk memahami sebuah
konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka akan efektif jika
pembelajaran dilakukan secara klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil,
langkah pertama adalah mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta
waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perorangan guru harus
mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur. Kegiatan
dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan
yang telah disiapkan oleh guru. Contoh, murid yang mengalami kesulitan soal
matematika, perlu diberika bimbingan belajar secara perorangan. Sedang siswa
yang tidak mengalami kesulitan diminta mengerjakan sendiri atau diperbolehkan
bertanya pada teman.
g. Menggunakan berbagai variasi dalam
pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencacup variasi
pengelompokan, variasi penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga
variasi pengorganisa-sian tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas
rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara terus
menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan kejenuhan akan muncul
jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal tersebut dapat menimbulkan kendurnya
atau menurunnya kegairahan dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak
aktif dan efektuf dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah kebosanan
dapat dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi. Contoh, siswa tidak
selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kal diminta untuk memilih teman
yang disukai untuk berada dala kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan untuk
memilih beberapa sumber belajar yang berbeda saat pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar kelompok
kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk
dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara
klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus
di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Adapun Komponen Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan yaitu Keterampilan mengadakan pendekatan
pribadi, Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, dan Keterampilan
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan yaitu Pembelajaran dilakukan
berdasarkan perbedaan individual, Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid,
Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, Merangsang
tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid, Pergeseran dari pengajaran klasikal
ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan, Langkah pengajaran kelompok kecil
dan perorangan, dan Menggunakan berbagai
variasi dalam pengorganisasiannya.
3.2 Saran
1.
Lebih memperbaiki fasilitas sistem
pembelajaran, baik secara klasik maupun individu supaya siswa
dapat melakukan pembelajaran dengan baik
2.
Calon guru atau guru lebih
memperhatikan kualitas keterampilan mengajar sehingga dapat menjadi guru yang
berkualitas
3.
Lebih memperhatikan dan melayani
kebutuhan murid sehingga prose belajar dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, D
dan Kosmad, M. 2008. Pembelajaran Mikro. Bandung. UPI PRESS
Faisal.
2011. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil. Tersedia [online]http://ichaledutech.blogspot.com/2011/09/keterampilan-mengajar-kelompok-kecil_24.html. di akses
15 September 2014
Habsyie,M.
2012. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan. Tersedia [online]http://muhammadarasyal-habsyie.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html Muhammad Arasy
Al-Habsyie. diakses 15 September 2014
2012. Komponen Keterampilan Dasar
Mengajar Membimbing Diskusi Kelompok Kecil. Tersedia [online] http://www.gurukelas.com/2012/06/komponen-keterampilan-dasar-mengajar-membimbing-diskusi-kelompok-kecil.html. diakses 15
September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar