KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR
KETERAMPILAN MEMBIMBING
DISKUSI KELOMPOK KECIL
Pembina :
Ibu Suchaenah, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Putriarta Ika S ( 13187203079 )
2. Rizka Ramadhani Purwanti ( 13187203051 )
3. Dewi Hardiyati Indra L ( 13187203058 )
4. Wirda ( 13187203053 )
5. Hamada Humadi (
13187203067 )
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
– STIT PGRI PASURUAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEPTEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga
maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut
adanya pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui
bahwa ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat
diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog
dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya.
Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Suatu proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang
ingin dicapai.Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan
juga pembentukan keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran
menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta
didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan
metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya.
Kegiatan diskusi memungkinkan peserta didik untuk menguasai
konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir
kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu
berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialnya.
Seorang guru yang memiliki fungsi sebagai fasilitator,
motivator serta evaluator dituntut berbagai keterampilan-keterampilan dasar
dalam mengajar. Salah satunya adalah keterampilan untuk memimpin diskusi
kelompok kecil. Hal ini sangat penting sebab menurut Mulyasa
dalam Suwarna (2006:80) ”keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
bertujuan sebagai berikut:
1.
Siswa dapat saling member informasi
atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus
dipecahkan oleh mereka.
2.
Siswa dapat mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
3.
Siswa terlibat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan
4.
Diskusi punya peran khusus dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat pendudukan sikap, nilai, kebiasaan
dan keterampilan.
B.
Rumusan Masalah
Makalah ini membahas mengenai beberapa masalah seputar
inovasi pendidikan, yaitu:
1.
Apa definisi dari diskusi kelompok
kecil?
2.
Apa tujuan dan manfaat dari diskusi?
3.
Apa saja tahap-tahap kegiatan
diskusi?
4.
Apa keunggulan dari diskusi kelompok
kecil?
5.
Apa kelemahan dari diskusi kelompok
kecil?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan definisi diskusi
kelompok kecil.
2.
Menjelasakn tujuan dan manfaat
diskusi.
3.
Menjelaskan tahap-tahap legiatan
diskusi.
4.
Menjelaskan keunggulan diskusi
kelompok kecil.
5.
Menjelaskan kelemahan diskusi
kelompok kecil.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Diskusi Kelompok Kecil
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu
proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi
informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah”.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.
Diskusi
kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.
Melibatkan kelompok orang yang
anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada
tekanan dan paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling
berkomunikasi dengan yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan
kerjasama antar anggota kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan
sistematis, menuju suatu kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan tujuan untuk mengambil keputussan atau memecahakan suatu
persoalan atau masalah.
Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik
diskusi pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Siswa dibagi
kedalam kelompok-kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti guru atau salah
seorang teman dari siswa dalam kelompok tersebut. Setiap siswa dalam anggota kelompok
masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk urun rembung,
menyumbang pendapat, saran, berbagi pengalaman, untuk menghasilkan kesimpulan
bersama atau terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi
siswa didorong untuk belajara secara aktif, belajar mengemukakan pendapat,
berinteraksi, saling menghargai, dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi
peran guru yang dikesankan terlalu mendominasi pembicaraan dengan sendirinya
akan hilang. Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui
diskusi dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran aktif.
Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan diskusi
terutama setiap individu dapat membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda
dengan temannya yang lain, membandingkan interpretasi maupun informasi yang
diperoleh. Dengan demikian melalui kegiatan diskusi yang dikembanghkan dalam
pembelajaran setiap individu siswa dapat saling melengkapi, memperbaiki,
sehingga kekurangan-kekurangan dapat dipecahkan.
B.
Tujuan dan Manfaat Diskusi
Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk
memberi kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan
cara setiap siswa menagjukan pendapat, saling tukar pemikiran untuk diperoleh
kesimpulan bersama dari diskusi yang dilakukannya. Adapun tujuan dan manfaat
kegiatan diskusi anatara lain :
1.
Memupuk sikap toleransi; yaitu
setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap
peserta didik.
2.
Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu
setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab terbiasa mengemukakan pendapat,
bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3.
Memndorong pembelajaran secara
aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu
menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa
belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya.
4.
Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu
dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam
kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan
pendapat maupun mencari solusi pemecahan.
C.
Tahap-Tahap Kegiatan diskusi
Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu
jenis metode pwmbelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi
diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif dalam
rangka mencapai tujuan (kompetensi) pembelajaran. Oleh karena itu agar kegiatan
diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:
1.
Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa
harus berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik
atau permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi
pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula
pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi
tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan.
Diskusi sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran
harus berjalan secara efektif dan efisisen. Salah satu aspek untuk
menunjang efektifitas diskusi yaitu apabila kegiatan diskusi tidak terjadi
pembicaraan yang menyimpang. Semua pembicaraan harus terfokus pada permasalahan
yang sedang dibahas. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Merumuskan tujuan diskusi; yaitu
rumusan tujuan atau kompetensi secara jelas dan terukur yang harus dimiliki
atau dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b.
Menetapkan topik atau permasalahan;
topik yang didiskusikan diusahakan harus menarik minat, menantang dan
memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik yang dirumuskan tersebut dapat
mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa akan secara aktif
mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c.
Mengidentifikasi arah pembicaraan
yang tidak relevan dan menyimpang dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi
dapat dijadikan masukan bagi pimpinan diskusi untuk meluruskan pembicaraan,
pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga kegiatan diskusi senantiasa terjaga
dan terfokus pada masalah diskusi.
d.
Merangkum hasil diskusi; rangkuman
ini tidak hanya dilakukan pada ahir diskusi, tapi selama proses berlangsung
hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum, sehingga pada ahir diskusi akan
dapat menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.
2.
Memperjelas masalah atau urunan
pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan,
komentar, pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya
kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang
juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Kejadian ini
jangan dibiarkan semakin berkembang, karena akan mengganggu proses dan hasil
diskusi itu sendiri.
Oleh karena itu guru atau pimpinan diskusi, harus
segera memperjelas terhadap pendapat atau pembicaraan peserta diskusi yang
kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi lainnya. Dengan demikian melalui
upaya guru atau pimpinan diskusi urun rembug memberikan penjelasan yang
diperlukan, maka setiap peserta diskusi akan memiliki persepsi yang sama
terhadap ide yang disampaikan oleh anggota kelompok diskusi.
Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta
diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Menguraikan kembali pendapat atau
ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta
didik.
b.
Mengajukan pertanyaan pelacak untuk
meminta komentas siswa untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang
disampaikannya.
c.
Memberikan informasi tambahan
berkenaan dengan pendapat atau ide yang disampaikannya, seperti melalui
ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang
disampaikan itu.
3.
Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang
wajar dan sangat mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau
pimpinan diskusi adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan
membimbimng setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan
konstruktif terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
Disinilah pentingnya melakukan analisis terhadap
pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi. Analisis
terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang dijadikan dasar
pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok diskusi. Dengan
demikian semua peserta diskusi akan memahami dan menghargai terhadap perbedaan
pendapat yang dikemukakannya.
Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari
masing-masing anggota berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka
selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya dengan mencapai
kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama, sehingga dari
diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
4.
Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk
melatih kemampuan berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat,
komentar, kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai
yaitu dalam rangja mengembangkan kemmapuan berfikir siswa secara opyimal, maka
guru atau pimpinan diskusi harus mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir
dan menyampaikan buah fikirannya dalm forum diskusi tersebut.
Untuk memfasilitasi keaktifam siswa ikut serta urun
rembug dalam kegiatan diskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh guru atau
pimpinan diskusi, antara lain:
a.
Mengajukan pertanyaan kunci yang
menantang siswa untuk berpendapat atau mengajukan gagasannya.
b.
Memberikan contoh atau ilustrasi
baik bersifat verbal atau non-verbal, dimana melalui contoh atau ilustrasi
tersebut menggugah siswa untuk berfikir.
c.
Mengahngatkan suasana diskusi dengan
memunculkan pertanyaan yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara
anggota sesama kelompok.
d.
Memberi waktu yang cukup bagi setiap
anggota kelompok untuk berfikir dan menyampaikan buah fikirannya.
e.
Memberikan perhatian kepada setiap
pembicara sehingga saling menghargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong
siswa untuk berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran nelalui forum diskusi
yang dilakukan.
5.
Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil
kerja kolektif antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota
diskusi harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat,
atau memberikan komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh
penerapan demokrasi dalam pembelajaran, karenanya pimpinan diskusi atau guru
harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicara tidak didominasi oleh
sekelompok atau orang-orang tertentu saja.
Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli
oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif
dan efisien. Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan
hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu
saja. Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap
anggota kelompok, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Memberi stimulus yang ditujukan
kepada siswa tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya,
sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah fikirannya.
b.
Mencegah monopoli pembicaraan hanya
kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi
kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara.
c.
Mendorong siswa untuk merespon
pembicaraan dari temannya yang lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi
antar semua pserta diskusi.
d.
Menghindari respon siswa yang secara
serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannya
secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
6.
Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah
,menutup diskusi. Diskusi dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta
diskusi berkesempatan mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga setelah
berakhirnya dikusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama. Adapun
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pimpinan diskusi dalam
menutup diskusi antara lain adalah:
a.
Membuat rangkuman sebagai kesimpulan
atau pokok-pokok pikiran yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah
dilaksanakan.
b.
Menyampaikan beberapa catatan tindak
lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi
maupun rencana diskusi pada pertemuan berikutnya.
c.
Melakukan penilaian terhadap proses
maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi,
wawancara, skala sikap dan sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan
balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan
partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui diskusi yang akan
dilakukan pada kegiatan berikutnya.
D.
Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil :
1.
Kelompok menjadi kaya dengan ide dan
informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
2.
Termotivasi oleh kehadiran teman
3.
Mengurangi sifat pemalu
4.
Anak merasa terikat untuk
melaksanakan keputusan kelompok
5.
Meningkatkan pemahaman diri anak
6.
Melatih sisa untuk berfikir kritis
7.
Melatih siswa untuk mengemukakan
pendapatnya
8.
Melatih dan mengembangkan jiwa
social pada diri siswa
E.
Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil
1. Waktu belajar lebih panjang
2. Dapat terjadi pemborosan waktu
3. Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
4. Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
5. Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa
kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan
keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan
siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa yang
bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan berbagi
sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi kelompok kecil,
ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok.
Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah :
1.
Topik diskusi yang tidak
sesuai dengan minat siswa.
2.
Terlalu mendominasi diskusi dengan
cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu banyak.
3.
Membiarkan siswa tertentu memonopoli
diskusi kelompok.
4.
Membiarkan terjadinya pembicaraan
yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang
dibicarakan.
5.
Terlalu sering menginterfensi siswa
dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak penting.
6.
Tidak memberi waktu yang cukup untuk
menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan diskusi.
7.
Tidak memperjelas atau tidak
mendukung pendapat siswa.
8.
Gagal menutup diskusi dengan
efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam membimbing diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur
jalannya diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang
mengupayakan bagi semua siswa untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan
pendapat. Untuk itu, pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan dalam iklim terbuka
yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi. Selain itu
guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus mempersiapkan jalannya
diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan. Persiapan itu meliputi
pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator, perumusan
masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan awal yang
melatarbelakangi topik diskusi, serta penetapan besar anggota kelompok
dan penataan tempat duduk.
B.
SARAN
Untuk itu guru diharapkan menguasai komponen keterampilan dalam memimpin
diskusi kelompok kecil. Komponen-koponen keterampilan itu antara lain adalah
memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir
pembelajaran. Memperjelas masalah dan meningkatkan urunan,
kemampuan menganalisis pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan
menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.
DAFTAR
PUSTAKA
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan
Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran
Mikro Berbasis Kompetensi Malang: Universitas Negeri Malang.
Sukiraman,D M.Pd. Drs. dan Drs. Mamad Kasmad, S.Pd. 2006. PEMBELAJARAN
MIKRO Bandung:UPI PRESS
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online), (http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html,
diakses 1 Maret 2013).
Mirat. 2009.Kemampuan memimpin Diskusi Kecil, (Online),
(http://www.mirat.cc.cc/2009/08/kemampuan-memimpin-diskusi-kecil.html, diakses
1 Maret 2013).
Andri.2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok, (Online), (http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html,
diakses 1 Maret 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar