Ketrampilan
memberi penguatan dalam pembelajaran
Keterampilan Memberikan Penguatan
A. Hakikat Penguatan
Penguatan adalah
respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali perilaku itu. Secara psikologis setiap orang mengharapkan adanya
penghargaan terhadap suatu usaha bahwa hasil yang telah dilakukannya. Melalui
penghargaan yang diperolehnya, seseorang akan merasakan bahwa hasil
perbuatannya tersebut dihargai dan oleh karenanya akan menjadi pemacu untuk
berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik dalam hidupnya.
Keterampilan dasar
penguatan adalah segala bentuk respons yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan
koreksi. Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru,
maka siswa akan merasa terdorong untuk memberikan respon setiap muncul stimulus
dari guru, atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak
bermanfaat. Penguatan juga berguna untuk mendorong siswa memperbaiki tingkah
lakunya dan meningkatkan kerjanya.
Pujian atau respons positif yang diberikan oleh guru atau siswa yang telah
menunjukan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, anak akan
merasakan bahwa perbuatannya dihargai, dan dengan demikian akan menjadi
motivator untuk terus berusaha menunjukan prestasi terbaiknya. Akan tetapi bagi
yang menerima pujian, apalagi bagi anak akan merasa senang karena apa yang
ditunjukkannya mendapat tempat dan merasa diakui. Anak butuh pengakuan terhaap
sesuatu yang dilakukannya, adanya pengakuan akan menimbulkan dampak positif
terhadap proses pembelajaran.
Penguatan hanya terbatas
pada pemberian balikan terhadap respons-respons yang betul, yang tampak dari
jawaban siswa sendiri. Dengan penguatan tadi, siswa dapat memisahkan mana yang
betul dan dapat dilanjutkan, dan mana ynag salah dan tidak perlu dilanjutkan.
Oleh karena itu guru
harus melatih dengan berbagai jenis penguatan dan membiasakan diri untuk
menerapkannya dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak hanya sekedar
berisi sajian materi untuk dikuasai oleh anak, akan tetapi bermuatan
nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang selalu
saling menghargai.
B. Tujuan dan Manfaat Penguatan
Pemberian respon positif (penguatan) terhadap perilaku
belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun non-verbal seperti dengan
isyarat-isyarat tertentu, secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa.
Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam pembelajaran antara lain adalah
:
1. Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan oleh guru
terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan merasa diperhatikan
oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin meningkat seiring
dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya.
2. Membangkitkan
dan memelihara motivasi belajar siswa; apabila perhatian siswa semakin baik, maka
dengan sendirinya motivasi belajarnyapun akan semakian baik pula. Upaya
memelihara dan membangkitkan motivasi belajar tersebut, yaitu melalui
penguatan.
3. Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran
bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus
ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan
memberikan renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian
siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam
belajar.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; rasa percaya diri merupakan modal dasar dalam
belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan
negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus
dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negative dalam
belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru
terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
5. Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan, aman, dan dinamis,
akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang
dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis sehingga siswa akan lebih
bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba, dan melakukan
perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu saja sebagai dampak dari
adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan
oleh siswa.
C. Komponen Keterampilan Penguatan
Penggunaan
keterampilan penguatan dalam kelas harus bersifat selektif dan hati-hati,
disesuaikan dengan usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar
belakang, tujuan, dan sifat tugas. Pemberian pengguatan harus bermakna bagi
siswa. Beberapa komponen keterampilan memberikan penguatan ialah sebgai
berikut.
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal
dapat berupa kata-kata berupa kalimat yang di ucapkan guru. Contoh: “baik”,
“bagus”, “tepat”, “saya sangat menghargai pendapatmu”, “pikiranmu sangat
cerdas”, dan lain-lain.
2. Pengguatan Non Verbal
Pengguatan non verbal meliputi
antara lain:
a. Penguatan gestural
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerak wajah
dan anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya mengangkat
alis, tersenyum, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikkan ibu jari “jempol”, dan lain-lain.
b. Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan ini
dikerjakan dengan cara mendakati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap
pekarjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam
kelompok diskusi, berdiri disamping siswa. Seiring kegiatan guru mendakati
siswa diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.
c. Penguatan
dengan sentuhan
Guru dapat
menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat
tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa, seringkali untuk anak-anak masih
kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.
d. Penguatan dengan memberikan kegiatan
yang menyenangkan
Penguatan ini
dapat berupa meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan
pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan
lain-lain.
e. Penguatan berupa tanda dan benda
Penguatan bentuk
ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan
untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara
lain: komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian perangko, mata
uang koleksi, bintang, permen, dan lain sebagainya.
f. Penguatan berupa simbol atau benda
Misalnya (V), komentar tertulis pada
buku siswa, kartu bergambar, bintang plastik, lencana, dan benda-benda lain
yang tidak terlaalu mahal harganya tetapi mempunyai arti simbolik.
g. Penguatan tidak penuh
Jika siswa memberikan jawaban yang hanya
sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung memberikan respon
menyalahkan siswa itu. Tindakan guru yang baik dengan keadaan seperti ini
adalah memberikan penguatan tidak penuh.Penggunaan kedua bentuk penguatan itu
dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar lebih giat lagi dan lebih
bermakna.
D. Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan
Dalam Pembelajaran
Pemberian penguatan
dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila
dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
1) Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa
terhadap materi.
2) Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan
produktif.
3) Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu
sendiri.
4) Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5) Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya
secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan
dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila
guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan
tercapai secara maksimal.
E. Kelemahan Dalam Pemberian
Penguatan Dalam Pembelajaran
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun
dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa
enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan
yang dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan
berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara
terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar