BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam
bab empat telah diterangkan mengenai sifat permintaan seseorang atau masyarakat
ke atas suatu barang. Telah dijelaskan bahwa semakin tinggi harga suatu barang,
maka semakin sedikit permintaan atas barang itu. Sebaliknya, semakin rendah
harga barang tersebut, semakin banyak permintaan terhadap barang itu. Bab ini
dan bab berikut akan mendalami lebih lanjut pembicaraan tentang sifat
permintaan masyarakat. Analisis dalam bab ini akan menerangkan dua hal berikut :
1. Alasan para
pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah
dan mengurangi pembeliaannya pada harga barang yang tinggi
2. Bagaimana seorang
konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli dari
pendapatan yang diperolehnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Perilaku Konsumen
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua
macam pendekatan: Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai
guna ordinal. Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau
kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Dalam pendekatan nilai guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah
laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan
kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang
menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang
sama.
Teori Nilai Guna (utiliti)
Didalam
teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan
itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.
Nilai
guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna
marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan)
kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit
barang tertentu.
Hipotesis Utama
Teori Nilai Guna
Hipotesis
utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum nilai guna marjinal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit
apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang
tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila
konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total
akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan
bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak
secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang
mengkonsumsikannya.
Perilaku
permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat
kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini
didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang
dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan
apa yang diharapkannya.
TABEL 7.1
Nilai Guna Total dan
Nilai Guna Marjinal dalam Angka
Jumlah buah mangga yang dimakan
|
Nilai guna total
|
Nilai guna marginal
|
0
|
0
|
-
|
1
|
30
|
30
|
2
|
50
|
20
|
3
|
65
|
15
|
4
|
75
|
10
|
5
|
83
|
8
|
6
|
87
|
4
|
7
|
89
|
2
|
8
|
90
|
1
|
9
|
89
|
-1
|
10
|
85
|
-4
|
11
|
78
|
-7
|
B. CARA MEMAKSIMUMKAN NILAI
GUNA
Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau
komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum
bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah
bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal
dari setiap barang adalah sama.
C. SYARAT PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA
Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang
adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang
dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah
yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.
D. TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan
sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang
menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak
permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu
barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian
dan Efek pendapatan.
1. Efek Penggantian
Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per
rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga
mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang
tersebut menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka
sebagai akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari
semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka
perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya
(atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami
perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB
yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A
naik, keadaan yang berikut berlaku:
PA PB
Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi
bertambah banyak (maka kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi)
sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian
barang A. kedaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik, permintaan terhadap
barang yang mengalami kenaikan harga tersebut akan menjadi semakin sedikit.
Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk
menunjukkan bahwa penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang
mengalami penurunan harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga
menyebabkan barang itu mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih
tinggi daripada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang
tak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan
nilai guna, permintaan ke atas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila
harganya bertambah rendah.
2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan
harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan
lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi
bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen
mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang
mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan
riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang
dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek
pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva
permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
E. SURPLUS KONSUMEN
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya
kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini,
dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada
hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam
mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk
memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada
pembayaran yang dibuat.
Contoh:
Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah
yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati
bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat
memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada
harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.
Contoh Tabel Konsumen yang Menikmati Mangga
Jumlah konsumsi mangga /minggu
|
Harga yang bersedia dibayar konsumen
|
Surplus konsumen jika harga mangga Rp 700/buah
|
Jumlah surplus konsumen
|
Mangga pertama
|
1700
|
1000
|
1000
|
Mangga kedua
|
1500
|
800
|
1800
|
Mangga ketiga
|
1300
|
600
|
2400
|
Mangga keempat
|
1100
|
400
|
2800
|
Mangga kelima
|
900
|
200
|
3000
|
Mangga keenam
|
700
|
0
|
3000
|
Mangga ketujuh
|
500
|
||
Mangga kedelapan
|
300
|
KESIMPULAN
Teori
tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan: Pendekatan
Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam
pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai
guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari
mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku seorang
konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya
ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang menggambarkan
gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.
Nilai
guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna
marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan)
kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit
barang tertentu.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN ISU LINGKUNGAN HIDUP
Sejak dahulu teknologi
sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau
memetik buah dengan galah, sesungguhnya merekan sudah menggunakan tknologi,
yaitu teknologi sederhana. Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi adalah sesuatu
yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi
akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi di ciptakan untuk memberikan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan. Khusus
dalam bidang teknologi masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar